Cepatnya Waktu Berlalu
Baru kini aku sadari sesuatu yang akan aku hadapi. Dulu aku berpikir bahwa waktu berjalan sangat perlahan tapi kini aku merasa waktu akan berjalan sangat cepat. Saat masih SD ingin sekali aku rasanya cepat-cepat menuju SMA tapi kini aku sudah melaluinya, benar-benar cepat. Rasanya baru kemarin aku berada di sana. Kini yang ada di hadapanku adalah 4 tahun kurang lebih di Amerika Serikat untuk belajar. Awalnya aku memandang dari sisi di mana waktu berjalan lama dengan berbagai macam aktivitas yang sama, akan tetapi kini aku merasa itu semua akan berjalan cepat karena hanya 4 musim panas yang akan lalui dan akan aku gunakan untuk bertemu dengan kekasihku di negara ini.
Awalnya aku akan berpikir bahwa berhubungan secara serius akan berlangsung lama dalam waktu satu tahun, tapi akhir-akhir ini aku merasa hal itu akan berlangsung cepat. Ingin sekali rasanya aku bersama dia di Amerika bersama-sama berdua berjalan-jalan ke berbagai macam tempat. Waktu seakan memendek bagiku saat ini.
Apa yang selalu aku pikirkan adalah seperti apa tujuanku selanjutnya. Saat aku masih SMP yang aku pikirkan adalah bagaimana kehidupan saat aku SMA dan kini aku sudah memikirkan kehidupan apa kira-kira nantinya yang akan membawaku saat aku kuliah di negeri orang yang sudah lama sekali aku impikan. Lalu apa yang akan lakukan setelah aku kuliah? Tentu saja bekerja, menikah, memiliki keturunan yang akan aku arahkan masa depanya. Hal itu akan berlangsung sebentar lagi. Saat aku kerja, apa yang hendak aku capai lagi berikutnya? Bisa dikatakan tidak ada, hanya sebuah posisi yang lebih tinggi lagi dalam sebuah perusahaan. Menurutku itu bukanlah sebuah jawaban yang tepat. Jawaban yang aku selalu temukan adalah : 'Selesaikan tugasmu di dunia ini lalu tinggalkan dunia ini'. Pesan ini seakan datang dari Tuhan pada diriku dan sudah tertanam. Tak ada yang lebih dari itu setelah aku selesai belajar di dunia ini.
Semakin tinggi aku belajar/kuliah, semakin tinggi pegetahuanku sehingga aku akan semakin dapat mencapai tujuan hidupku dan setelah itu selesai, hidupku ini pasti akan diakhiri oleh-Nya. Walau tujuan itu tidak tercapai, tapi yang pasti aku ingin memberikan sesuatu yang berarti pada dunia ini, tidak hanya uang yang aku cari untuk hidup di dunia ini. Keinginanku saat ini yang aku jadikan tujuan hidupku yang sangat aku dambakan. Waktu terasa semakin cepat dan aku tak tahu apakah aku mampu memenuhi keinginanku itu. Aku memandang segalanya dari sisi yang lain. Aku melihat hidup ini sebagai suatu tujuan dan setelah aku menghabiskan 4 tahun mendatang ini, aku akan menentukan apakah aku harus bekerja atau melanjutkan pendidikan. Setelah aku menyelesaikan pendidikan aku hanya tinggal menunggu kematian, itulah yang akan terpikirkan oleh orang yang bekerja. Tak ada yang lebih dari itu, bahkan lebih baik daripada memiliki tujuan menguasai dunia sebelum dijemput kematian.
Perhatikanlah usia manusia yang selalu bertambah secara perlahan tapi cepat. Dua kontradiksi yang tak jarang disadari. Saat ini usiaku hampir 18 tahun, tetapi sebentar lagi akan menginjak 20, lalu 25 dan seterusnya berlalu secara cepat. Lihat saja usia para atlet yang cepat sekali bertambah, kemarin masih muda kini sudah menjadi atlet yang matang. Olimpiade atau Piala Dunia yang diadakan empat tahun sekali rasanya baru kemarin diadakan dan kini sudah hadir kembali. Berapa kali itu mucul, itulah waktu yang seakan menikam kita perlahan tapi pasti dan menjadi cepat. Hati-hatilah padanya bila tak ingin tergelincir dan akhirnya tak menjadi apa-apa tujuan kita.
Aku pikir menunggu terlalu lama di dunia ini akan menjadi membosankan seiring dengan menurunya kondisi fisik tubuh manusia. Tapi semuanya adalah takdir yang telah ditentukan, mungkin saja masih ada yang perlu dilakukan oleh seorang manusia hingga lanjut usia. Sadarilah itu dengan profesi masing-masing apa yang Tuhan inginkan pada kita. Waktu sangat terbatas, maksimalkanlah tiap detik dalam hidup kita yang akan terus berubah menjadi menit, jam, hari, minggu, waktu, bulan, tahun, hingga akhirnya pada kematian itu sendiri.
Awalnya aku akan berpikir bahwa berhubungan secara serius akan berlangsung lama dalam waktu satu tahun, tapi akhir-akhir ini aku merasa hal itu akan berlangsung cepat. Ingin sekali rasanya aku bersama dia di Amerika bersama-sama berdua berjalan-jalan ke berbagai macam tempat. Waktu seakan memendek bagiku saat ini.
Apa yang selalu aku pikirkan adalah seperti apa tujuanku selanjutnya. Saat aku masih SMP yang aku pikirkan adalah bagaimana kehidupan saat aku SMA dan kini aku sudah memikirkan kehidupan apa kira-kira nantinya yang akan membawaku saat aku kuliah di negeri orang yang sudah lama sekali aku impikan. Lalu apa yang akan lakukan setelah aku kuliah? Tentu saja bekerja, menikah, memiliki keturunan yang akan aku arahkan masa depanya. Hal itu akan berlangsung sebentar lagi. Saat aku kerja, apa yang hendak aku capai lagi berikutnya? Bisa dikatakan tidak ada, hanya sebuah posisi yang lebih tinggi lagi dalam sebuah perusahaan. Menurutku itu bukanlah sebuah jawaban yang tepat. Jawaban yang aku selalu temukan adalah : 'Selesaikan tugasmu di dunia ini lalu tinggalkan dunia ini'. Pesan ini seakan datang dari Tuhan pada diriku dan sudah tertanam. Tak ada yang lebih dari itu setelah aku selesai belajar di dunia ini.
Semakin tinggi aku belajar/kuliah, semakin tinggi pegetahuanku sehingga aku akan semakin dapat mencapai tujuan hidupku dan setelah itu selesai, hidupku ini pasti akan diakhiri oleh-Nya. Walau tujuan itu tidak tercapai, tapi yang pasti aku ingin memberikan sesuatu yang berarti pada dunia ini, tidak hanya uang yang aku cari untuk hidup di dunia ini. Keinginanku saat ini yang aku jadikan tujuan hidupku yang sangat aku dambakan. Waktu terasa semakin cepat dan aku tak tahu apakah aku mampu memenuhi keinginanku itu. Aku memandang segalanya dari sisi yang lain. Aku melihat hidup ini sebagai suatu tujuan dan setelah aku menghabiskan 4 tahun mendatang ini, aku akan menentukan apakah aku harus bekerja atau melanjutkan pendidikan. Setelah aku menyelesaikan pendidikan aku hanya tinggal menunggu kematian, itulah yang akan terpikirkan oleh orang yang bekerja. Tak ada yang lebih dari itu, bahkan lebih baik daripada memiliki tujuan menguasai dunia sebelum dijemput kematian.
Perhatikanlah usia manusia yang selalu bertambah secara perlahan tapi cepat. Dua kontradiksi yang tak jarang disadari. Saat ini usiaku hampir 18 tahun, tetapi sebentar lagi akan menginjak 20, lalu 25 dan seterusnya berlalu secara cepat. Lihat saja usia para atlet yang cepat sekali bertambah, kemarin masih muda kini sudah menjadi atlet yang matang. Olimpiade atau Piala Dunia yang diadakan empat tahun sekali rasanya baru kemarin diadakan dan kini sudah hadir kembali. Berapa kali itu mucul, itulah waktu yang seakan menikam kita perlahan tapi pasti dan menjadi cepat. Hati-hatilah padanya bila tak ingin tergelincir dan akhirnya tak menjadi apa-apa tujuan kita.
Aku pikir menunggu terlalu lama di dunia ini akan menjadi membosankan seiring dengan menurunya kondisi fisik tubuh manusia. Tapi semuanya adalah takdir yang telah ditentukan, mungkin saja masih ada yang perlu dilakukan oleh seorang manusia hingga lanjut usia. Sadarilah itu dengan profesi masing-masing apa yang Tuhan inginkan pada kita. Waktu sangat terbatas, maksimalkanlah tiap detik dalam hidup kita yang akan terus berubah menjadi menit, jam, hari, minggu, waktu, bulan, tahun, hingga akhirnya pada kematian itu sendiri.

1 Comments:
Terima kasih maxi.. Saya juga sepikiran dengan anda mengenai masalah hidup yang diawali dengan lahir, masa kanak2, remaja, dan tiba-tiba sekarang kita dipaksa situasi untuk menjadi dewasa.. seperti yang anda katakan waktu berjalan sangat cepat, dalam waktu sekitar 5 tahun, semoga kita sudah menemukan seseorang untuk berbahagia dan saling mengisi kehidupan seumur hidup. Namun saya tidak mengerti, mengapa idealisme anda hanya untuk sesuatu yang ada pikirkan, tidakkah anda menginginkan idealisme perasaan anda , yaitu meraih kebahagiaan? Bukankah kebahagiaan merupakan tujuan hidup utama setiap manusia?
Post a Comment
<< Home