Agama dan Persatuan
Ada orang yang beragama, ada juga orang yang tidak. Siapakah yang benar? Tak ada yang tahu, bergantung pada pemikiran setiap orang. Akan tetapi, ada beberapa kubu yang tampil sebagai ekstrim yang memaksakan kepercayaanya atau idealismenya.
Agama merupakan ajaran agar setiap orang berbuat baik. Idealnya, setiap orang berbuat baik dan tidak melakukan tindakan yang berdosa. Tiap ajaran agama itu pada dasarnya baik, tak ada sesuatu pun yang buruk. Namun, kini agama menjadi pertentangan, fanatik-fanatik dari tiap agama saling tidak suka yang menyebabkan perpecahan. Sudah bukan agama lagi namanya. Yang mengerikan adalah para fanatik bertindak atas agama dan atas Tuhan. Agama dijadikan pelindung atau tameng, agama dijadikan komersil, agama dijadikan jawaban terakhir dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh seseorang, agama jadi pemecah belah dunia, agama jadi bertambah banyak, dan sebagainya. Apakah perlu semua ini?
Agama dijadikan pelindung. Tindakan bunuh diri dengan mengorbankan orang lain dikatakan sesuai dengan ajaran agama. Mengapa harus mencabut nyawa sendiri? Atas dasar kebenaran apa membunuh orang? Mengapa harus sampai mengorbankan nyawa orang lain? Apakah agama mengajarkan untuk menentukan hidup atau mati seseorang?
Agama dijadikan komersil. Orang diajak-ajak, bahkan dipaksa untuk memeluk suatu agama. Ada yang karena situasi, ada yang karena iming-iming suatu hal tertentu. Apakah suatu agama harus "mencari" umat? Bukankah suatu kebebasan beragama berarti memberikan kebebasan seseorang untuk memeluk suatu agama? Mengapa iming-iming dijadikan suatu umpan untuk mendatangkan umat?
Agama dijadikan jawaban terakhir dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kalah dalam berdebat bukan berarti harus mengatasnamakan Tuhan pada akhirnya, atau membuat suatu pemikiran yang sudah tidak lazim yang disangkutpautkan dengan Tuhan untuk menjawab pertanyaan. Kita sebagai manusia harus fair dan mau mengakui kalau kita ini kurang dan lemah. Kalau memang tidak tahu, ya bilang saja tidak tahu. Toh tidak akan ada yang protes. Kekalahan adalah kekalahan dalam debat. Harga diri tetap harga diri. Tidak ada yang berubah. Hanya kita kalah dan orang lain menang. Jangan sampai agama merusak akal sehat sehingga membawa nama Tuhan dalam membicarakan urusan yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan agama. Hal lain adalah mengenai jawaban mengenai misteri alam. Kadang ada orang yang memaksakan semua hal diasosiasikan dengan agama. Ini harus sesuai agama, ini bertentangan dengan agama. Kita sebgai manusia juga terbatas dalam mencari jawaban atas alam semesta. Jangan dituding terlebih dahulu pandangan-pandangan yang ekstrim. Anggap saja orang lain memberikan ide. Di dunia ini terdapat banyak sekali misteri alam yang belum bisa dipecahkan oleh manusia. Memang benar semua berasal dari Tuhan, tapi menyalahkan orang lain karena tidak sesuai dengan apa yang menurut seseorang benar sesuai ajaran agama, adalah salah. Karena fisika bukan agama, kimia bukan agama, matematika bukan agama, dsb. Agama ya agama, fisika ya fisika, kimia ya kimia, biarkanlah mereka berkembang dengan sendirinya. Mudahnya, itu adalah urusan tetangga, bukan urusan kita.
Agama jadi pemecah belah dunia. Perang dimana-mana atas nama agama adalah contohnya. Memang sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tindakan-tindakan iri hati, menuduh, serakah, dan sombong dapat memancing para fanatik-fanatik untuk bertindak atas nama agama. Apakah itu artinya Tuhan dari setiap agama juga saling berperang di surga? Logikanya memang begitu, mengapa orang berperang atas nama agama? Mengapa mereka bisa berpikiran seperti itu walaupun agama mengajarkan kebaikan?
Agama jadi semakin bertambah banyak. Singkatnya seperti agama Kristen yang merupakan pecahan dari agama Katolik. Katolik sendiri pun pecah jadi Roma dan Timur. Mengapakah kita harus menjadi egois dengan tidak ingin menerima ajaran suatu agama dan mendirikan kepercayaan baru? Apakah cara beribadah yang dilakukan tidak cocok dengan selera seseorang? Bukankah ada tradisi yang sudah ada sejak ribuan tahun? Malah yang lebih parah adalah pada akhirnya para fanatik dari tiap agama saling menjelek-jelekan satu sama lain. Inikah yang diajarkan oleh agamanya.
Ajaran agamalah yang paling penting. Tiap manusia harus bisa mengerti secara rasional dan objektif, jangan subjektif dan irasional. Maksudnya adalah fanatik. Seorang fanatik sudah tidak lagi berada di jalan yang benar, akan tetapi berada di jalan yang salah. Terapkah segala ajaran agama demi perdamaian dunia. Janganlah mencampuradukkan agama dengan politik.
Pacem in terris (Peace on earth)
Agama merupakan ajaran agar setiap orang berbuat baik. Idealnya, setiap orang berbuat baik dan tidak melakukan tindakan yang berdosa. Tiap ajaran agama itu pada dasarnya baik, tak ada sesuatu pun yang buruk. Namun, kini agama menjadi pertentangan, fanatik-fanatik dari tiap agama saling tidak suka yang menyebabkan perpecahan. Sudah bukan agama lagi namanya. Yang mengerikan adalah para fanatik bertindak atas agama dan atas Tuhan. Agama dijadikan pelindung atau tameng, agama dijadikan komersil, agama dijadikan jawaban terakhir dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh seseorang, agama jadi pemecah belah dunia, agama jadi bertambah banyak, dan sebagainya. Apakah perlu semua ini?
Agama dijadikan pelindung. Tindakan bunuh diri dengan mengorbankan orang lain dikatakan sesuai dengan ajaran agama. Mengapa harus mencabut nyawa sendiri? Atas dasar kebenaran apa membunuh orang? Mengapa harus sampai mengorbankan nyawa orang lain? Apakah agama mengajarkan untuk menentukan hidup atau mati seseorang?
Agama dijadikan komersil. Orang diajak-ajak, bahkan dipaksa untuk memeluk suatu agama. Ada yang karena situasi, ada yang karena iming-iming suatu hal tertentu. Apakah suatu agama harus "mencari" umat? Bukankah suatu kebebasan beragama berarti memberikan kebebasan seseorang untuk memeluk suatu agama? Mengapa iming-iming dijadikan suatu umpan untuk mendatangkan umat?
Agama dijadikan jawaban terakhir dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kalah dalam berdebat bukan berarti harus mengatasnamakan Tuhan pada akhirnya, atau membuat suatu pemikiran yang sudah tidak lazim yang disangkutpautkan dengan Tuhan untuk menjawab pertanyaan. Kita sebagai manusia harus fair dan mau mengakui kalau kita ini kurang dan lemah. Kalau memang tidak tahu, ya bilang saja tidak tahu. Toh tidak akan ada yang protes. Kekalahan adalah kekalahan dalam debat. Harga diri tetap harga diri. Tidak ada yang berubah. Hanya kita kalah dan orang lain menang. Jangan sampai agama merusak akal sehat sehingga membawa nama Tuhan dalam membicarakan urusan yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan agama. Hal lain adalah mengenai jawaban mengenai misteri alam. Kadang ada orang yang memaksakan semua hal diasosiasikan dengan agama. Ini harus sesuai agama, ini bertentangan dengan agama. Kita sebgai manusia juga terbatas dalam mencari jawaban atas alam semesta. Jangan dituding terlebih dahulu pandangan-pandangan yang ekstrim. Anggap saja orang lain memberikan ide. Di dunia ini terdapat banyak sekali misteri alam yang belum bisa dipecahkan oleh manusia. Memang benar semua berasal dari Tuhan, tapi menyalahkan orang lain karena tidak sesuai dengan apa yang menurut seseorang benar sesuai ajaran agama, adalah salah. Karena fisika bukan agama, kimia bukan agama, matematika bukan agama, dsb. Agama ya agama, fisika ya fisika, kimia ya kimia, biarkanlah mereka berkembang dengan sendirinya. Mudahnya, itu adalah urusan tetangga, bukan urusan kita.
Agama jadi pemecah belah dunia. Perang dimana-mana atas nama agama adalah contohnya. Memang sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tindakan-tindakan iri hati, menuduh, serakah, dan sombong dapat memancing para fanatik-fanatik untuk bertindak atas nama agama. Apakah itu artinya Tuhan dari setiap agama juga saling berperang di surga? Logikanya memang begitu, mengapa orang berperang atas nama agama? Mengapa mereka bisa berpikiran seperti itu walaupun agama mengajarkan kebaikan?
Agama jadi semakin bertambah banyak. Singkatnya seperti agama Kristen yang merupakan pecahan dari agama Katolik. Katolik sendiri pun pecah jadi Roma dan Timur. Mengapakah kita harus menjadi egois dengan tidak ingin menerima ajaran suatu agama dan mendirikan kepercayaan baru? Apakah cara beribadah yang dilakukan tidak cocok dengan selera seseorang? Bukankah ada tradisi yang sudah ada sejak ribuan tahun? Malah yang lebih parah adalah pada akhirnya para fanatik dari tiap agama saling menjelek-jelekan satu sama lain. Inikah yang diajarkan oleh agamanya.
Ajaran agamalah yang paling penting. Tiap manusia harus bisa mengerti secara rasional dan objektif, jangan subjektif dan irasional. Maksudnya adalah fanatik. Seorang fanatik sudah tidak lagi berada di jalan yang benar, akan tetapi berada di jalan yang salah. Terapkah segala ajaran agama demi perdamaian dunia. Janganlah mencampuradukkan agama dengan politik.
Pacem in terris (Peace on earth)

0 Comments:
Post a Comment
<< Home