Strip Club
Baru saja semalam aku pergi ke Strip Club. Club yang menawarkan wanita-wanita telanjang sebagai hiburan tapi tidak boleh disentuh(sungguh menyedihkan bukan?). Aku diajak teman; aku pikir sekali saja akan aku lihat seperti apa tempat itu. Tidak ada kesan istimewa dari club itu. Yang ada begitu aku masuk, aku langsung merasa aneh. Aneh karena baru seperti melihat kenyataan. Terutama melihat wanita-wanita yang dijadikan obyekan di sana.
Dari segi tempat, cukup kotor. Begitu aku keluar dari tempat itu, seluruh badanku, termasuk baju, bau rokok. Jelas saja bau rokok, orang merokok di mana-mana dan tak ada ventilasi untuk asap keluar. Aku tak habis membayangkan betapa baunya stripper-stripper karena mereka terus bugil.
Semakin malam semakin banyak orang yang datang. Membuat tempat begitu sesak. Lebih baik di rumah bersantai sambil bermain piano. Lebih nikmat rasanya, ada kepuasan tersendiri.
Aku kasihan melihat wanita-wanita yang bekerja sebagai stripper. Apa mereka menikmati yang lakukan? Atau hanya karena terpaksa? Mempertontonkan bagian-bagian tubuh terlarang mereka dan menggunakanya untuk menghibur orang-orang di sana yang kebanyakan pria; termasuk saya. Terutama setiap kali ada seseorang meminta lap dance. Sudah seperti meminta sembako, harus mengantri dan stripper tersebut akan melayani para pemohon satu-satu. Beberapa temanku mencoba. Yah, stripper-stripper itu menari-nari erotis sambil melepaskan pakaian seadanya yang mereka kenakan. Setelah selesai, pakaian dikenakan lagi. Bayangkan bila mereka harus melakukanya untuk beberapa orang. Apa yang mereka dapatkan dengan melakukan itu selain uang? Apa mereka mendapatkan kepuasan? Bagus kalau memang begitu, setidaknya mereka bahagia dengan apa yang mereka lakukan. Bila tidak, lebih baik cari pekerjaan lain yang lebih "wajar". Bahkan ada beberapa wanita yang kelihatan tua. Aku rasa hampir seluruh bagian tubuhnya ditanami plastik. Kasihan sekali aku melihatnya. Melakukan hal seperti itu hanya untuk mempertahankan pasar mereka di club tersebut.
Aku dan temanku tertarik dengan salah seorang stripper yang cantik. Tercantik di antara stripper-stripper yang lain karena hanya dia yang membuat aku cukup bergairah untuk berada di sana (Akus sudah cukup bosan di sana karena hanya melihat dan tak bisa lebih hehehe). Even though her boobs aren't big, she's really hot. Pertama kita melihat dia melenggak-lenggok di meja bar di mana kita duduk. Kita berdua seakan terpana pada wanita yang satu ini. Temanku tak lama mengatakan dia ingin lap dance dari wanita ini. Setelah dia selesai di meja bar di mana aku berada, dia pergi ke tempat lain. Mungkin memenuhi pesanan lap dance. Setelah temanku melihat dia dari tempat kami duduk, dia meminta aku untuk memanggil stripper tersebut. Tak lama, ia datang. Dia cukup ramah karena cipika dulu dengan kami semua yang berada di sana. Lalu dia mengira aku yang meminta, tapi aku langsung memberikan tanda padanya bahwa temanku yang meminta. Dia tak langsung memulai. Dia mengajak bicara temanku dulu. Dia menanyakan namanya dan namaku juga. Setelah selesai berbincang-bincang, lap dance pun dimulai. Malas aku menjelaskan secara detail. Bayangkan sendiri juga bisa. Yang pasti this girl is really hot and pretty. My friend said to me, "I really want her." Aku rasa aku juga berpikir begitu hehehehe. Temanku bilang dia sekolah di Emory University, sebuah universitas swasta yang berkualitas tinggi di Georgia dan Amerika. Tidak tahu benar atau tidak. Dia hanya bekerja Jumat dan Sabtu. Akan tetapi untuk apa dia menjadi seorang stripper? Emory University adalah universitas untuk orang-orang berduit. Manusia tidak akan mengerti apa keinginan manusia lain.
Kalau ada yang penasaran, boleh lha sekali-kali mampir. For me, that place just wastes my money. Beruntung aku tidak mengeluarkan banyak uang kemarin. Jadi tidak merasa rugi. Aku rasa tempat itu adalah tempat bagi orang-orang yang iseng atau desperate.
Dari segi tempat, cukup kotor. Begitu aku keluar dari tempat itu, seluruh badanku, termasuk baju, bau rokok. Jelas saja bau rokok, orang merokok di mana-mana dan tak ada ventilasi untuk asap keluar. Aku tak habis membayangkan betapa baunya stripper-stripper karena mereka terus bugil.
Semakin malam semakin banyak orang yang datang. Membuat tempat begitu sesak. Lebih baik di rumah bersantai sambil bermain piano. Lebih nikmat rasanya, ada kepuasan tersendiri.
Aku kasihan melihat wanita-wanita yang bekerja sebagai stripper. Apa mereka menikmati yang lakukan? Atau hanya karena terpaksa? Mempertontonkan bagian-bagian tubuh terlarang mereka dan menggunakanya untuk menghibur orang-orang di sana yang kebanyakan pria; termasuk saya. Terutama setiap kali ada seseorang meminta lap dance. Sudah seperti meminta sembako, harus mengantri dan stripper tersebut akan melayani para pemohon satu-satu. Beberapa temanku mencoba. Yah, stripper-stripper itu menari-nari erotis sambil melepaskan pakaian seadanya yang mereka kenakan. Setelah selesai, pakaian dikenakan lagi. Bayangkan bila mereka harus melakukanya untuk beberapa orang. Apa yang mereka dapatkan dengan melakukan itu selain uang? Apa mereka mendapatkan kepuasan? Bagus kalau memang begitu, setidaknya mereka bahagia dengan apa yang mereka lakukan. Bila tidak, lebih baik cari pekerjaan lain yang lebih "wajar". Bahkan ada beberapa wanita yang kelihatan tua. Aku rasa hampir seluruh bagian tubuhnya ditanami plastik. Kasihan sekali aku melihatnya. Melakukan hal seperti itu hanya untuk mempertahankan pasar mereka di club tersebut.
Aku dan temanku tertarik dengan salah seorang stripper yang cantik. Tercantik di antara stripper-stripper yang lain karena hanya dia yang membuat aku cukup bergairah untuk berada di sana (Akus sudah cukup bosan di sana karena hanya melihat dan tak bisa lebih hehehe). Even though her boobs aren't big, she's really hot. Pertama kita melihat dia melenggak-lenggok di meja bar di mana kita duduk. Kita berdua seakan terpana pada wanita yang satu ini. Temanku tak lama mengatakan dia ingin lap dance dari wanita ini. Setelah dia selesai di meja bar di mana aku berada, dia pergi ke tempat lain. Mungkin memenuhi pesanan lap dance. Setelah temanku melihat dia dari tempat kami duduk, dia meminta aku untuk memanggil stripper tersebut. Tak lama, ia datang. Dia cukup ramah karena cipika dulu dengan kami semua yang berada di sana. Lalu dia mengira aku yang meminta, tapi aku langsung memberikan tanda padanya bahwa temanku yang meminta. Dia tak langsung memulai. Dia mengajak bicara temanku dulu. Dia menanyakan namanya dan namaku juga. Setelah selesai berbincang-bincang, lap dance pun dimulai. Malas aku menjelaskan secara detail. Bayangkan sendiri juga bisa. Yang pasti this girl is really hot and pretty. My friend said to me, "I really want her." Aku rasa aku juga berpikir begitu hehehehe. Temanku bilang dia sekolah di Emory University, sebuah universitas swasta yang berkualitas tinggi di Georgia dan Amerika. Tidak tahu benar atau tidak. Dia hanya bekerja Jumat dan Sabtu. Akan tetapi untuk apa dia menjadi seorang stripper? Emory University adalah universitas untuk orang-orang berduit. Manusia tidak akan mengerti apa keinginan manusia lain.
Kalau ada yang penasaran, boleh lha sekali-kali mampir. For me, that place just wastes my money. Beruntung aku tidak mengeluarkan banyak uang kemarin. Jadi tidak merasa rugi. Aku rasa tempat itu adalah tempat bagi orang-orang yang iseng atau desperate.
